Halaman

Menu

Home

Selasa, 11 Februari 2014

Mengenang Satu tahun di Lombok

Mengenang Satu tahun di Lombok
Salah Satu Gili di Lombok. Gili Kedis


Sudah satu tahun saya berada di Lombok. Hari ini pada tanggal 12 Februari 2014 menjadi tanggal bersejarak di Lombok. setahun lalu, tanggal 12 Februari 2013, saya menginjakkan kaki di pulau Lombok untuk kedua kalinya. Saya berangkat dari Kupang, Nusa Tenggara Timur menuju Mataram, Nusa Tenggara Barat.  Flashback ke 4 tahun lalu, saya sebetulnya sudah pernah menginjakkan kaki di Bumi sasak pada tahun 2010. Itu pun tak benar-benar mengunjungi Lombok. Hanya transit. Waktu itu saya bersama tiga sahabat saya yang lain Andri, Faisol dan Aziz Al-hakim berangkat dengan tujuan Gili Trawangan. Mereka bertiga lah yang berhasil “memaksa” saya untuk menjelajahi pulau kecil di bagian utara pulau Lombok yang bernama Gili Trawangan.

Hari ini, sudah empat tahun semenjak saya menginjakkan kaki pertama kali di pulau seribu pantai ini. Empat tahun sudah berlalu. Banyak perubahan di Lombok. Bandara Selaparang yang berada di pusat Mataram berganti menjadi Bandara Internasional Lombok di Praya Lombok Tengah. Gili Trawangan pun banyak berubah. Jalan-jalan yang dulu berpasir putih sebagian sudah berpaving. Café-café dan bar-bar semakin menjamur di sisi pantai. Saat melewati kawasan Gili Trawangan, saya masih terkenang dengan salah satu Bar dan Villa, yang konon kabarnya Bar ini adalah Bar Irlandia pertama di Dunia yang berada di pulau terkecil. “Bar & Villa Tirnanog”. Salah satu kunci kamar villanya terbawa oleh saya. Setelah 4 tahun itu, saya ingin mengembalikan kunci itu lagi. Sayang, kunci itu sudah tak jelas ada dimana. Saya masih ingin ke Tirnanog setidaknya ku ingin minta maaf tentang masalah kunci itu.

Salah satu yang tak berubah dari Gili Trawangan adalah sepeda dan cidomo yang menjadi transportasi utamanya. Kendaraan bermotor juga tetap dilarang masuk ke kawasan Gili Trawangan. Itulah salah satu kearifan budaya lokal yang begitu menginternasional.
Selama satu tahun di Lombok. banyak keindahan-keindahan Lombok yang tersembunyi di balik-balik bukit atau di balik suatu perkampungan Nelayan. Lombok seakan tak pernah selesai dijelajahi. Semakin banyak tempat yang saya kunjungi. Saya merasa bahwa saya belum merasa kemana-mana. Banyak yang harus digali di pulau indah nan eksotis ini. tak salah jika pulau Lombok dimasukkan sebagai salah pulau tercantik di dunia. Bahkan, beberapa orang Australia bilang bahwa Lombok adalah Bali yang terlahir kembali pada tahun 1990an.

Setahun terakhir saya mengikuti perkembangan pariwisata Lombok. dan Lombok telah berhasil menggaet lebih dari 1 juta wisatawan. Mengalami peningkatan kunjungan wisatawan kedua terbesar setelah Jogja. Tahun 2013 ini Lombok juga banyak membuka penerbangan-penerbangan Internasional yang mempermudah wisatawan untuk berkunjung ke Lombok. Penerbangan Internasional yang langsung ke Lombok itu antara lain adalah Malaysia – Lombok kemudian menyusul Pert – Lombok,  dan yang terakhir Singapura – Lombok. so, dengan adanya penerbangan internasional tersebut. Pelan tapi pasti, maka Lombok akan menjadi salah tujuan wisata dunia.

Selama satu tahun di Lombok. saya coba menjelajahi pantai Lombok satu persatu dari satu dusun ke dusun ke lain. Setiap Dusun di Lombok bahkan seakan-akan asset wisata pantai yang cantik. Saya mencoba menjelajahi pulau Lombok dari yang mulai yang paling most wanted sampai dengan yang tersembunyi di balik bukit dan batu-batuan terjal. Bahkan saking tersembunyinya pantai tersebut, penduduk setempat pun tak tahu kalau di balik sana ada pantai yang masih perawan atau lebih tepatnya dia tak tahu nama pantai tersebut. Saya ulangi lagi semakin saya menjelajahi pulau Lombok, maka semakin banyak pula yang perlu saya jelajahi di pulau indah nan eksotis ini.

Selama satu tahun di Lombok, banyak kejadian-kejadian yang perlu saya refresh dan saya ingat-ingat kembali. Salah satunya bergabungnya saya dalam Group Lombok Backpacker. Bergabungnya pun tak disengaja. Alkisah, twitter @Lombokkita memberitahu lewat tweet. Kira-kira begini isi tweetnya “Bagi kawan yang ingin bergabung touring ke Gili Rengit dan Gili Layar, silahkan besok berkumpul jam 8.00 di depan Taman Budaya.

Singkat waktu datanglah saya di depan taman Budaya, seorang dengan perawakan tak jauh beda dengan saya mendekati saya.  Dia menyambut dengan sambutan hangat, uluran tangan. kami pun bersalaman sambil menyebutkan nama masing-masing. Iyus Blue, katanya. Saya kadir, kataku. kemudian saya mencoba nanya admin @Lombokkita. Dimana adminnya tim Lombokkita?kataku. Oh mas Irwan, dia ngak ikut rombongan hari ini, kata mas yus pada saya. dari hasil obrolan saya dan mas yus, saya baru mengetahui bahwa mereka adalah Group Lombok Backpacker.

Taman Budaya ini tepat berada di depan Pom Bensin Majapahit. berkat mas Yus, saya akhirnya diperkenalkan dengan anggota Lombok Backpacker yang lain. dan ternyata, Lombok Backpacker kedatangan tamu dari luar Lombok. Satu dari Makassar, Rizal namanya. Argo semarang dan Ayiek Probolinggo (mereka berdua hebat ternyata mereka berdua hebat. hebat karena sebelum ke Lombok, mereka berpetualang keliling Flores selama 3 minggu), Lukman si pemalu dari semarang, dan terakhir adalah Slamet asli Solo tapi sedang menempuh pendidikan master teknologi perminyakan di Turki. saat pulang ke indonesia. dia menyempatkan untuk menjelajahi pulau Lombok.

Perjalanan saya pertama kali dengan Lombok Backpacker begitu mengesankan. Saya yang waktu itu tak punya alat snorkeling. Tim Lombok Backpacker (khusunya Mas Duta dan Mas Yus) dengan sukarela memberikan pinjaman kepada saya. akhirnya, saya dan teman-teman dari luar lombok kecipratan berkah atas kebaikan mas Duta dan Mas Iyus. Dalam perjalanan ke Sekotong itulah, saya baru bisa bertemu dengan mas Duta Here  dan mbak Utie BeQi di Gerung Lombok Barat. Belakangan, saya baru tahu bahwa mas Duta lah yang menjadi salah satu admin Group FB Lombok Backpacker. Sejak saat itu, saya dinyatakan bergabung dengan Tim Lombok Backpacker.

Berinteraksi dengan tim Lombok Backpacker selama hampir satu tahun. Banyak kenangan, cerita, suka, senang, sedih. semuanya campur aduk dalam satu group Lombok Backpacker. Saya kadang merasa heran dengan group Lombok Backpacker. Hampir setiap hari libur mereka selalu siap untuk kelayapan. Mencari surga- surga Lombok yang tersembunyi. Malah, saya yang merasa kewalahan mengikuti petualangan anggota Lombok Backpacker ini. 

jadi, tak jarang saya pun sering tak sanggup mengikuti ritme perjalanan Lombok Backpacker. Misalnya Sabtu Minggu mereka di Sembalun, eh selasa tau-tau sudah berencana ke Pantai Tanjung Ringgit dan Pantai Pink. Dan diantara Sembalun dengan Tanjung Ringgit dipisahkan oleh jarak yang tak bisa dibilang pendek. Bahkan, saya hanya bisa mengikuti trip yang terakhir itu. Dan perjalanan ini terjadi pada musim hujan.Tim Lombok Backpacker seakan menjawab tantangan bahwa hujan bukanlah hambatan untuk berpetualang. Hujan adalah berkah untuk mengarungi keindahan-keindahan pulau Lombok.

Di Lombok Backpacker, saya merasakan kehangatan, ketulusan, perjuangan, persabatan, candaan. Semua rasa itu bisa anda jumpai di Lombok Backpacker.
Wa Lombok Backpacker selalu rame dan rame. Pernah satu hari saya tak mengikuti perkembangan Lombok Backpacker di WA. Alaaaamak. Seribu wa belum terbaca. Cayo Lombok Backpacker.
Tulisan ini sekedar untuk mengingatkan saya bahwa satu tahun yang lalu, tanggal 12 Februari 2014 di Bumi Sasak. Sejak saat itu, saya niatkan untuk menjelajahi pulau Lombok. selamat yaa kepada caderabdul yang telah satu tahun di Lombok.n lok kug saya ngomong pada diri sendiri.


Biarlah Cayooo Indonesia, Cayo Lombok, Cayoooo Lombok Backpacker. Mau tahu keindahan-keindahan Lombok, sila berkunjung ke www.caderabdul.wordpress.com 

1 komentar:

  1. kota lombok itu menurut saya selalu bagus dan indah. Sedih ketika tau ada gempa yang menimpa lombok

    BalasHapus

Ninggalin jejak itu lebih bermanfaaat daripada tidak mengginggalkan jejak