Halaman

Menu

Home

Sabtu, 27 April 2013

SERUNYA MENIKMATI PANTAI TANGSI, PINK BEACH-NYA ORANG LOMBOK


Salah satu Keajaiban Lombok adalah Pantai Pink. Di Dunia Ada 8 pantai yang pasirnya berwarna Pink. 2 dari 8 pantai itu ada di Indonesia. satu ada di Labuhan Bajo, Flores. dan satu lagi ada di Jerowaru, Lombok Timur, Lombok. yang menjadi pertanyaan adalah kenapa pantai itu berwarna Pink/Merah. Warna Merah Pasir ini berasal dari Terumbu Karang Merah yang terbawa ke pantai. Terumbu karang itu kemudian bercampur dengan pasir-pasir putih. pasir-pasir Putih yang bercampur dengan Karang Merah itulah yang terlihat seperti merah muda. so, tak heran, bila banyak orang yang membawa pasir-pasir ini ke dalam botol-botol. Seakan tak pernah habis menjelajahi Keindahan Alam yang yang disajikan oleh dua Nusa Tenggara ini. mari kita Nikmati dan syukuri indahnya alam Indonesia
Selamat datang di Pantai Tangsi (Pink Beach)
Selamat datang di Pantai Tangsi (Pink Beach)
Pantai Pink berada di pulau Lombok.Tepatnya, ujung tenggara pulau Lombok. Lokasinya berada di Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Saya pernah mendengar Pink Beach ini dari sahabat saya, Andri Anto Setiawan. Saya awalnya tidak percaya bahwa di lombok ada pantai Pink. setau saya, pantai Pink itu ada di Labuhan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Pada bulan Maret 2013, Saya mendapatkan tugas di Lombok Timur selama 8 hari, tapi waktu itu Saya tidak punya kesempatan untuk pergi ke sana. Jumat sore, 27 April 2013 salah satu teman memanggil saya, Yudion namanya. Mas, ayo kita Besok jalan-jalan ke Pink Beach bareng anak-anak!. sama siapa aja dan kita kesananya naik apa?, kata Saya. Sekitar 12 orang dan kita Pink Beach naik mobil sewa dan pinjaman, imbuhnya.
Persahatan bagai Kepompong
Persahatan bagai Kepompong
Hati saya kegirangan mendengar kabar gembira. Tanpa basa basi Saya langsung mengiyakan ajakan temanku ke Pink Beach.
Jam sudah menunjukkan 17.00 WITA. Waktunya pulang kantor. Saya pun langsung bergegas pulang ke kos yang letaknya tidak jauh dari kantor. Saya langsung rebahan di kamar kos. Saya senang Tapi Saya masih kepikiran ke Pink Beach. Kepikiran bukan karena Saya tidak senang mau ke Pink Beach, tapi, karena sebelumnya Saya sudah berjanji ke temanku yang lain. Wayan namnya. Dia adalah salah satu staf keamaman di kantor.
Ne Petunjuk menuju pantai Pink
Ne Petunjuk menuju pantai Pink
Saya pun bingung. Saya pun tertidur dengan kebingunganku. Setelah bangun pagi, Saya beranikan diri untuk memberitahu Wayan. Setelah ngobrol-ngobrol beberapa detik, Wayan tidak mempermasalahkan ku. Mungkin perlu rescheduling untuk pergi ke Kuta.
saat Jalan menurun anda akan menyaksikan yang seperti ini. aslinya airnya jernih..sayang kamera ngak bisa menangkap kejernihannya
saat Jalan menurun anda akan menyaksikan yang seperti ini. aslinya airnya jernih..sayang kamera ngak bisa menangkap kejernihannya
Saya memilih Pink Beach Bukan karena Pink Beach lebih indah, bukan pula pantai kuta tidak menarik. Saya lebih tertarik ke Pink Beach karena lokasinya lebih jauh, medannya lebih berat dan Pink Beach agak berat kalau seandainya dilaju dengan sepeda motor. Mumpung ada tumpangan mobil, pikirku.
Pantai Tangsi benar ngepink dah atau kuning yach
Pantai Tangsi benar ngepink dah atau kuning yach
28 April 2013, tepat pada hari sabtu jam 7.00 WITA, Saya sudah berada di kantor. Ibu Norma juga sudah datang. sebelas teman yang lain belum datang. Karena belum lengkap saya pun ke dapur kantor untuk sarapan yang sudah dibeli sebelum berangkat ke kantor.
Ne Pantai Tangsi sebelah kiri
Ne Pantai Tangsi sebelah kiri
Setelah sarapan selesai, Saya langsung ke depan lagi. Ternyata teman-temanku sudah berkumpul semua. Tiga mobil sudah berjejer di depan kantor. 13 orang berkumpul yang terdiri dari tujuh perempuan dan enam laki-laki. Jam 7.30 pm tepat, kami pun berangkat.
Perjalanan ini harus melewati dua kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah kemudian baru Lombok Timur. Kecepatan rata-rata 80-90 Km/jam. Jalan-jalan bagus dan lancar. Melewati kecamatan jerowaru, kabupaten Lombok Timur terpaksa kami melambat karena jalan-jalan rusak. Bekas aspal-aspal terkelupas, bebatuan yang tidak rata. cukup lama kami di jalan yang rusak. Rumah-rumah penduduk di pinggir jalan banyak yang tidak teraliri listrik.
pasirnya seperti Cermin
pasirnya seperti Cermin
Di depan rumah penduduk banyak jagung-jagung yang dijemur. Penduduk di sini memang banyak yang berprofesi sebagai petani penanam jagung. Karena memang tanah disini cocok untuk ditanami jagung. Setelah 2 jam perjalanan akhirnya kami tiba. Dan beberapa pemandu parkir langsung mengatur mobil yang kami tumpangi. Saat berjalan di pintu masuknya ada tulisan “Pantai Pink”.
Persahabatn bagai kepompong lagi dah
Persahabatn bagai kepompong lagi dah
Nama asli pantai ini adalah sebetulnya pantai Tangsi. Mungkin untuk rebranding pantai ini sehingga nama ini mudah diingat. Itulah perlunya branding. Sayang, pemerintah kabupaten Lombok Timur belum optimal dalam mem-branding infrastruktur jalan menuju pantai Tangsi ini.
Ketika Saya mencoba melihat pantainya. Ternyata pantainya masih jauh sekitar 300 meter dari jalan raya. Jalannya pun berbatu dan kanan kiri masih berupa semak-semak. Tukang parkir menyarankan agar mobilnya di parkir di atas saja. Perkiraan saya saat itu selain memang jalannya rusak, duit parkirnya bisa untuk si tukang parkir.
Gili Petelu dari Belakang
Gili Petelu dari Belakang
Kalau mau memaksa, Sebetulnya kita bisa parkir mobil kami di dekat pantai. Tapi, kita akan kesusahan saat baliknya nanti, karena jalannya menanjak dengan jalan rusak. Mungkin kami bisa menggunakan mobil ke dekat pantai kalau menggunakan mobil 4WD.
Saya harus menuruni jalan yang tidak rata dan berbatu. Saya pun bisa melihat indahnya pantai Pink dari kejauhan. Warna airnya begitu biru dan jernih. Sebelah kanan pantai, ada tanjung pantai pink yang ujungnya agak menjorok ke laut. Dengan adanya tanjung itu, air laut disisi kirinya tampak begitu beda dengan sisi lainnya. Airnya terlihat begitu tenang dan biru.
kerennnn kan
kerennnn kan
Saking biru dan jernihnya, dalam hati aku pengin nyebur di laut tersebut. Saya pun tertinggal dari rombongan. Saya masih melihat beberapa turis jepang yang sedang mengambil foto dengan latar belakang tanjung tersebut.
Setelah sampai di pantai Tangsi, rombongan kami semuanya kebelet pipis barengan baik yang cewek dan cowok. Karena fasilitas yang ada disini belum ada, akhirnya yang cewek pinjam kamar mandi penduduk yang ada di situ. Sedangkan yang cowok mencari semak-semak yang bisa digunakan untuk tujuan menuntaskan hajatnya.
Di rumah penduduk yang kami singgahi, juga berjualan makanan ringan dan minuman. Saya coba perhatikan belum ada fasilitas yang dibangun pemerintah seperti Gazebo dll. Barangkali di sini ada penginapan, saya melihat sekeliling pantai. Ada dua penginapan berbentuk cottage yang berada di sisi kiri jalan menuju pantai.
benar-benar menggoda ne pantainya...ajib
benar-benar menggoda ne pantainya…ajib
Penginapannya berada di atas bukit dan viewnya langsung menghadap ke Pantai. Jika ingin melihat matahari terbit, maka anda wajib menginap di cottage ini. Saat pagi hari membuka pintu kamar anda. Anda bisa melihat suasana pantai Tangsi saat matahari terbit muncul di balik tanjung Tangsi ini. Indahnya… semoga suatu saat bisa menikmati matahari terbit dari cottage ini
Setelah urusan menuntaskan hajat hidup orang banyak selesai, saya dan kawa-kawan langsung menuju ke pantai. Saya pun coba mengambil satu genggam pasir. Benar pasirnya berwarna putih bercampur dengan pasir yang berwarna merah. Pasir merah ini berasal dari pecahan karang merah, sehingga memancarkan warna kemerah-merahan di pantai. Sisi kiri pantai langsung berbatasan dengan tanjung Tangsi.
tebing di saat menuju Gili Petelu
tebing di saat menuju Gili Petelu
beberapa turis jepang menyewa perahu untuk menjelajahi keindahan sekitar pantai pink. Tidak selang beberapa lama beberapa nelayan menawari kami untuk pergi ke pantai yang pasirnya lebih pink. menurutnya bahkan lebih pink dari pantai pantai pink itu sendiri, Tanjung Tengah namanya.
Tepat jam 11.00 pm wita, beberapa kawan sepakat untuk menyeberangi pantai Tanjung Tengah, Pantai Sedui, dan Gili Petelu. Kami coba menawar dua perahu kecil untuk 13 orang. Akhirnya kami dapat 200 ribu rupiah per perahu. Beberapa kawan Saya coba menawar alat snorkeling, kami pun dapat dengan harga sewa 15 ribu per set.
dua perahu pun telah disiapkan oleh dua pemandu. Beberapa orang temasuk pengin berebut ke perahu yang lebih bagus, termasuk saya. Sayang, saya sudah keduluan sama teman yang lain. Saya pun terpaksa naik ke perahu yang kedua.
siap-siap meninggalkan Pantai Tangsi menuju Gili Petelu
siap-siap meninggalkan Pantai Tangsi menuju Gili Petelu
Tujuh orang di perahu satu dan enam orang di perahu dua, Saya termasuk di perahu yang kedua. Perahu satu sudah berangkat duluan, sedangkan perahu dua masih baru siap-siap. Tidak berapa lama kamipun juga berangkat. Pemandunya memberitahu kami bahwa kami akan pergi ke pantai yang terjauh hingga yang terdeket. Yaitu mulai dari Tanjung tengah, pantai Sedui, sampai Gili Petelu. Pemandu perahu memberi tahu kami bahwa perahu satu memang tidak terlalu bagus Sehingga berangkat duluan. Dan perahu ini mesinnya lebih baru walau tampilannya lama.
Batu Karang Merah
Batu Karang Merah
Perahu dua semakin menjauh dan meninggalkan perahu dua. kami pun menyuruh pemandu perahu untuk mengejar perahu satu. perahu dua pun akhirnya bisa mengejar. Tidak hanya mengejar, kami pun bisa mendahului mereka. Saat menyalip mereka itu lah, rombongan perahu dua bersorak sorai karena berhasil mengejar. Perahu dua pun sudah tinggal landas menjauhi perahu satu.
Laut di Pantai Tangsi
Laut di Pantai Tangsi
Tujuan kami yang pertama adaalah ke Tanjung Tengah. sepanjang perjalanan menuju Tanjung Tengah, kami melihat pemandangan-pemandangan yang indah, air lautnya begitu biru. Di tengah perjalanan kami melihat tebing-tebing. Tebing-tebing itu ada yang berlubang bagian tengahnya. Dalam hati pengin berhenti dulu di situ.
Tidak berapa lama lagi Saya melihat pulau kecil yang ada di tengah laut. Pemandu kami memberitahu kami bahwa itu adalah Gili Petelu. Gili memiliki arti pulau kecil. ratusan bahkan ribuan Gili yang ada di seluruh provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi daya tarik tersendiri. Termasuk tiga Gili TraMenA (Trawangan, Meno, dan Air) yang sudah banyak dikenal. (bersambung)