Halaman

Menu

Home

Sabtu, 17 November 2012

POHON SUKUN YANG MENJADI INSPIRASI BUNG KARNO

 Taman Perenungan Bung Karno

Taman Perenungan Bung Karno
Taman Renungan Bung Karno
Ende, itulah salah satu kabupaten yang ingin saya kunjungi sejak pertama kali menginjakkan kaki di Bumi Flobamora, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2007. bahkan saya pernah berjanji saya tidak akan pernah meninggalkan Nusa Tenggara Timur jikalau belum mengunjungi Danau Kelimutu tiga warna di Ende. Bahkan saya sering memberitahu janji itu ke teman-teman kantor saya. Janji itu seakan terpatri dalam otakku hingga suatu saat saya mendapatkan tugas untuk melakukan survey seluruh hotel yang ada di kabupaten Ende dan Maumere.
Bukit-bukit yang terlihat dari pesawat susi Air
Bukit-bukit yang terlihat dari pesawat susi Air
Yaitu tepat pada tanggal 17 November 2012 saya berangkat dari Bandara El Tari di Kupang dengan tujuan Bandara H. Hasan Aroeboesman di Ende. Saya berangkat bersama dengan bu Yoh dan anaknya, Jaky pada pukul 05.30 Wita. perjalanan kami sangat mengasikkan. Kami menggunakan pesawat kecil dengan penumpang hanya 11 orang. pilotnya pun asik bahkan saat pesawat sudah take off. Sang pilot Bule itu malah sibuk menelpon. Saya pun heran kenapa pesawat kecil bisa menelpon seenaknya. Maklum selama ini saya hanya menggunakan pesawat jet untuk melakukan perjalanan menggunakan udara. Suasana di pesawat sangat begitu santai. Ketinggian pesawatnya pun hanya sepertiga dari pesawat jet selama ini kita tumpangi.
IMG_4687
Dengan ketinggian yang begitu pendek. Pesawat ini bisa melewati di antara dua lembah gunung atau pegunungan di Flores. Jadi, dari atas pesawat ini kita bisa dengan jelas melihat indahnya pegunungan-pegunungan. Melihat orang-orang yang tinggal di lereng Gunung Meja. Melihat sungai yang indah berwarna hijau diantara dua pegunungan.
Tak terasa pesawat kecil sudah mau mendarat di Bandara Ende. Landing sangat bagus sebagus take off-nya. Tiba di bandara ini, saya langsung disuguhi dengan keindahan Gunung Meja, Ende. Gunung Meja terlihat  begitu jelas.
IMG_4697
Patung Bung Karno menghadap Pohon Sukun
Saya dan tim langsung berbagi tugas untuk melakukan survey hotel. Tugas survey ini membuat saya harus mengelilingi sudut kota Ende ini. karena tugas survey, saya jadi tahu sedikit banyak tata kota di Ende ini. Tata kotanya begitu bagus dan rapi. Mungkin karena ini dulu pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno.
Lima Butir Pancasila dan Pohon Sukun
IMG_4695
Pohon Sukun di bawah Pohon inilah bung karno melahirkan butir-butir Pancasila (pohon ini sudah diganti beberapa kali)
“TAMAN RENUNGAN BUNG KARNO” kata itulah yang tertulis di papan nama Taman Renungan bung Karno. Letaknya berapa di Tengah Kota Ende dan langsung menghadap ke Laut. Di taman perenungan Bung Karno ini sebuah patung Bung Karno yang menghadap ke sebuah pohon Sukun. Pohon Sukun itulah yang menjadi saksi perenungan Bung Karno selama dalam masa pengasingan. Bung Karno dibuang ke Ende pada tahun 1934-1938.
Selama dalam masa pengasingan itu Bung Karno tinggal dalam suatu rumah yang letaknya tidak jauh dari taman perenungan ini. hampir setiap sore hari, Bung Karno ke pantai, merenung dan membaca di bawah pohon sukun. Pohon Sukun waktu itu mempunyai lima Cabang/dahan. Dari hasil perenungan Bung Karno di bawah pohon sukun itulah lahirlah Pancasila dengan lima silanya.
Untuk mengenang Bung Karno dibangunlah sebuah patung Bung Karno. Di bawah patung ini tertulis prasasti “ DI KOTA INI KUTEMUKAN LIMA BUTIR MUTIARA, DI BAWAH SUKUN INI PULA KURENUNGKAN NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA” Sehingga ditetapkanlah kabupaten Ende ini menjadi Kabupaten lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara.
IMG_4703
Berikut ini saya kutipkan tweet dari Gunawan Muhammad, saat lahirnya Pancasila pada tahun 2013.
  1. Bung Karno dibuang ke Ende, Flores, 1934 – 1938, waktu berusia 35. Di sana menulis a.l. “Surat-surat Islam”: Pandangannya tentang pembaruan tafsir
  2. Menurut cerita Ignas Kleden, eseis terkenal itu, di pengasingannya Bung Karno berteman dengan pastor2 Katolik Belanda yang mendukungnya
  3. Di Ende, ditemani istrinya waktu itu, Inggit Garnasih, dan mertuanya, Bung Karno tinggal di satu rumah kecil. Ibu mertua wafat disana
  4. Hampir tiap sore, Bung Karno ke pantai, membaca di bawah sebatang pohon sukun. Mungkin di sana ia memikirkan dasar persatuan Negara.
  5. Kini di tempat itu dipasang patung bung Karno duduk di bangku menghadap laut. Karya perupa Hanafi. Taman didesain arsitek Andra Matin
  6. Tempat itu beberapa menit berjalan kaki dari rumah kediaman yang kecil itu – yang juga direnovasi oleh arsitek Andra matin
  7. Kelak kementerian Dikbud akan memugar petilasan lain dari bung Karno di Ende. A.l ruang tempat Bung Karno mementaskan karyanya
  8. Saya termasuk yang ingin agar hari Lahir Pancasila secara resmi dirayakan tiap tahun di Ende – bagian dari sejarah kebangsaan Indonesia.
itulah tweet gunawan Muhammad yang kutipkan di tulisan ini.
Setelah dari “Taman Perenungan Bung Karno”, saya pun pergi ke rumah pengasingan Bung Karno yang tidak jauh dari sini. Sayang seribu sayang, rumah pengasingan Bung Karno sedang direhab.
Rumah Penahanan Bung Karno di Ende
Rumah Penahanan Bung Karno di Ende

Jumat, 17 Februari 2012

LASIANA, KENANGAN YANG TAK TERLUPAKAN

Lasiana, kenangan yang tak terlupakan

Pantai Lasiana
Pantai Lasiana
Lasiana merupakan salah satu pantai favorit warga kupang. tak hanya itu, warga di luar kota kupang juga sering berdatangang ke Pantai Lasiana. Lokasinya yang begitu strategis membuat daya tarik tersendiri. perjalanan dari Bandara El Tari ke Pantai Lasiana ini hanya butuh sekitar 15 menit saja.
Lasiana Beach
Lasiana Beach
bagi saya, Pantai Lasiana menjadi kenangan tersendiri. di waktu pagi itu, pada tanggal 17 Februari 2012. waktu itu adalah awal-awal saya  memiliki kamera. saya menunggui sunset yang hendak datang. muncul dari balik pohon Lontar yang ada di Pantai Lasiana. menunggu dari tengah laut Lasiana.
The Stairway of the Sky
the Stairway of the Sky
the Stairway of the Sky
untuk mencapai ke tengah laut saya harus menyusuri pesisir pantai dalam keadaan masih gelap. batu-batuan tak terlihat yang tak sengaja ku tendang. tak ada perlengkapan penerangan sama sekali. pantai Lasiana ini berbentuk agak melengkung. di ujung lengkungan itu, ada jalan yang berfungsi sebagai jembatan  dan berfungsi  sebagai pemecah ombak.
Stairway to the Sky
Stairway to the Sky
ku berjalan menyusuri jalan  dalam kegelapan pagi. kanan kiri saya adalah laut. mentari pagi semakin jelas kedatangannya. warna merah jingga langit Lasiana memperindah suasana  pagi. bangun pagi ku tak mengecewakan. langit Lasiana semakin jelas. saya bisa menyaksikan lukisan awan langit yang begitu indah.
Mentari Pagi di Lasiana
Mentari Pagi di Lasiana
awan-awan itu laksana tangga-tangga langit. “the Stairway of the Sky”, “Stairway to the sky”. mungkin begitu lah judul suasana langit di pagi ini. menurut penjelasan kawan saya, Baktiar Sontani, “awan yang berbentuk seperti itu adalah awan yang membawa badai”. apakah bener seperti saya juga belum  menguji kebenarannya. kayaknya sih benar hehe.. ayo mas Bek nyuri ilmu dari mana ntuh?
Panorama Lasiana di Waktu pagi
Panorama Lasiana di Waktu pagi
di balik the Stairway of Sky itu muncul semburat cahaya mentari pagi yang menyapa dunia. menyapa saya yang berada di tengah-tengah laut seorang diri. cukup lama ku menikmati karya Tuhan yang begitu ciamik ini. tak pernah bosan ku melihat karya-Nya. saya pun harus beranjak melihat karya ini dari sisi yang lain yaitu Lasiana From the Hill
Lasiana from the Hill
Lasiana's Gate Tree
Lasiana’s Gate Tree
medan itu untuk menuju bukit Lasiana merupakan suatu perjuangan sendiri. tak ada alat bantu. hanya bisa berpegangan kepada tanah-tanah yang bisa dipegang. pohon-pohon Lontar yang menawarkan lengan bantuan. tertatih-tertatih ku mencapainya. rasa capek semua langsung terobati saat sudah mencapai puncak Lasiana. dari Bukit ini,Kita menyaksikan lukisan Lasiana itu. semakin jelas Pantai Lasiana mentari paginya. Pohon-pohon Lontar menghiasi keindahan Lasiana
Lukisan Lasiana
Lukisan Lasiana
di Bukit Lasiana ini ada beberapa Pohon Lontar. Pohon Lontar itu berfungsi sebagai frame of Lasiana. Gerbang Lasiana atau Lasiana’s Gate Tree. tak jauh dari lokasi saya berdiri, ada sebuah penginapan yang baru selesai dibangun.
Lasiana dan Sepakbola
Tim Sepakbola Lasiana
Tim Sepakbola Lasiana
Lasiana tak hanya menawarkan keindahan saja.banyak hal lain yang bisa dinikati di Pantai ini. salah satunya adalah Sepakbola. seketika itu juga Lasiana bisa berfungsi sebagai Lapangan Sepakbola.
suasana bermain bola di Lasiana
suasana bermain bola di Lasiana
pada pagi hari biasanya air laut juga belum pasang. pada hari Minggu itu, biasanya penduduk kupang yang mayoritas beragama Kristen pergi ke Gereja Pantai Lasiana tidak terlalu banyak pengunjung. nah pada saat sepi Pengunjung, kita memanfaatkan Lasiana untuk bermain bola. pasir Lasiana yang agak keras sangat cocok untuk berolaharaga sehingga tidak terlalu berat untuk berlari.
Istirahat setelah capek bermain
Istirahat setelah capek bermain
setelah capek bermain bola, biasanya langsung berlanjut berenang di laut. inilah renang wajib, renang sambil bermain polo air menggunakan bola sepak. renang sambil bermain atraksi, renang sambil belajar mengapung. herannya, walaupun sudah dilatih berkali-kali mengapung, saya pun belum bisa mengapung sampai saat ini.
mari berenang
mari berenang
Atraksi
Atraksi
Belajar Ngapung
Belajar Ngapung
Pisang Epek Lasiana
Pasir Pantai Lasiana berwarna kecoklat-coklatan
Pasir Pantai Lasiana berwarna kecoklat-coklatan
Main bola sudah, berenang juga selesai. perut sudah mulai keroncongan, kerongkongan sudah kehausan. beberapa kali sempat terminum air laut semakin menambah rasa haus.
Lasiana sebelah Kanan
Lasiana sebelah Kanan
Es Kelapa Muda bisa menjadi penghilang rasa haus dan penambah stamina. Es Kelapa Muda dipadu dengan Pisang bakar “Epek” yang begitu nikmat. maknyussss. sedapp. Pisang Bakar dicampur keju dan coklat. Pisang Epek ini makanan khas lasiana.
Aliran sungai yang bermuara di Lasiana
Aliran sungai yang bermuara di Lasiana
so, bila anda mampir ke Lasiana, jangan lupa untuk memesan Pisang Bakar Epek rasa coklat dengan ditaburi  keju.
Lasiana Sore Hari
Lasiana di Senja Hari
Lasiana di Senja Hari
Jika waktu pagi, Lasiana menjadi arena Olahraga Sepakbola. maka saat sore hari, Lasiana bisa menjadi arena peribadatan. tak jarang, saya sering melihat umat kristiani yang beribadah di pantai Lasiana. tentu, beribadahnya bukan tepat pada di pinggir pantainya.
Lasiana bersama istri
Lasiana bersama istri
suasana sepi di pagi hari akan berubah menjadi suasana ramai. satu lokasi dengan sejuta motif. Lasiana penuh dengan para penunggu sunset.
Terakhir
Moment Lasiana
Moment Lasiana
Alhamdulillah pada tanggal 30 Desember 2012, saya berkesempatan untuk mengajak istri saya, Alifi Siswiyana Rahayu yang cantik. berpetualang menyusuri pesisir pantai Lasiana.
beberapa kali istriku meminta saya untuk memperlambat jalanku. maklum, istriku ingin merasakan pasir Lasiana memijati kedua kakinya. petualangan itu pun berlanjut ke Pohon Duri yang berada di dekat Lasiana.
Kayu Lasiana
Kayu Lasiana
di lokasi itulah, saya ingin memelihara kenangan itu. mengabadikan foto istriku di antara pohon-pohon duri.  memeluk kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
tiba-tiba kepalaku teringat tentang Sepakbola Lasiana dimana  saya selalu rutin bermain bola dengan kawan-kawan saya, Bapak Anwar Anis, Pak Budi, Anwar, Bapak Jalil.
sesi pohon duri Lasiana
sesi pohon duri Lasiana
ya itulah sekilas perjalanan saya di pantai yang paling banyak dikunjungi di Kota Kupang. see you next trip.

BERBURU SUNSET DI TEDDYS’ BEACH

Berburu Sunset dan burung-burung berjemur di Teddys’ Beach 

Sang Pemancing di Pantai Teddys
Sang Pemancing di Pantai Teddys
Hatiku bimbang namun tetap pikirkanmu
selaluuuu selalu dalam hatiku
ku melangkah sejauh apapun itu
sekalu kau di didalam hatiku
oohaahhaaaaaa haaaaaaaa
ku berjalan berjalan memutar waktu
berharap temukan sisa hatimu
mengerti lagu ingin engkau begitu
mengerti kau di dalam di dalam hatiku
tak bisa kah kau menungguku.
berdiri di bawah Rembulan
berdiri di bawah Rembulan
Sepenggal Lagu dari Peterpan ini mungkin sangat cocok boat gambarin kegalauan saya di sore hari waktu masih tinggal di kupang, NTT. tak ada “teman” ataupun gebetan. Masih laku loh dir?. begitu ejekan mas beki ataupun teman-teman saya saat itu. Namun sekarang saya sudah laku beneran plus mendapatkan anugerah istri cantik. baik hati plus rajin menabung.preeet Alhamdulillah. hehe.. beneran loh ya itu istriku baek banget.
dalam genggaman sang batu
dalam genggaman sang batu
nah waktu itu sehabis pulang kerja. tak ada kegiatan. tak agenda. demi ngilangin kesepian dan kegalauanku itu, kugencet  pencet tooth HP jadulku itu. Leo, ayo kita memburu Sunset di Teddys Beach?. di ujung telepon itu terdengar dengan nada sumringah. Ayo, katanya semangat.
Sang Rembulan
Sang Rembulan
Ditunggu-tunggu tuh yang namanya Leo malah-malah ngak nongol-nongol. 5 menit 10 menit pun dah lewat tak kunjung datang. masak harus lebih lama galaunya hehe. Yaa sebentar lagi, 5 menit lagi, katanya di ujung telepon.
akhirnya dia nongol juga. kami pun langsung tancap gas ke pantai Teddys “Teddys Beach”. tak perlu waktu lama untuk nyampe di pantai yang menjadi salah satu favorit warga kupang yang ingin kongkow-kongkow.
Sunyi, Senyap, tak ada riyak.hanya sajian ketenangan dan keheningan.
Sunyi, Senyap, tak ada riyak.hanya sajian ketenangan dan keheningan.
pantai yang berlokasi di Kupang Bawah alias “Kota Lama” Kota Kupang. di Teddys juga lah pusat terminal Angkot Kupang yang terkenal urakan dan cadas itu. tak hanya itu, Teddys Beach jua memiliki Teddys’ Bar
selain bisa nikmatin sunset di pantai Teddys, di sini kita bisa menyantabbb jagung bakar “PULUT”. jagung Pulut ini enak sekali, lebih nikmat dan lebih manis dari jagung manis. Rebusan jagung pulut juga tak kalah nikmatnya, bahkan lebih nikmat dari jagung bakarnya.
Romantisnya kelakukan dua pemancing ini. semoga tidak ada kelanjutannnya aja hehe
Romantisnya kelakukan dua pemancing ini. semoga tidak ada kelanjutannnya aja hehe
di Sore hari, Pantai Teddys benar2 tumpah ruah ma para pengunjung dan Pedagang Kaki Lima Dua (PKD). ada yang bawa keluarganya, ada yang bawa pacarnya atau gebetan. nah celakanya, sering orang-orang yang berpacaran tak peduli tempat. eh pas sunsetnya lagi bagus, mereka pun ngambil momentum yang pas untuk romantis picisan haha.
Si Leo lihat moment yang seperti seakan tak ingin menyia-nyiakan. dia langsung membidik mengarahkan kameranya ke cewek cowok itu dengan latar sunset Pantai Teddys. kameranya Leo memang mendukung untuk membidik dari jauh. beda dengan punya saya yang hanya bisa membidik jarak dekat. beberapa kali ku liat Leo selalu mengarahkan bidikannya ke sasaran yang tepat. anjriittt Leo.
Sunset Teddys Beach
Sunset Teddys Beach
sedangkan saya lebih ingin membidik suasana sunset yang indah di ufuk barat itu. pantai Teddys memang benar-benar menawarkan sunset yang ajib bener. tak terasa hilanglah semua galauku dibawa angin Teddys ke samudra luas kehidupan. aaalah mulai ngak jelas haha… ya ngak apa-apa biar sedikit puitis romantis gitu.., ku coba membidik lebih fokus lagi. ku liat beberapa yang berada di atas batu yang agak menjorok ke laut. mereka memancing, pikirku.. keren dah kawan. makin sempurna suasana sunset di Pantai Teddys ini.
After Sunset Teddys
After Sunset Teddys
Pantai Teddys ini merupakan bekas pelabuhan jaman dulu sebelum pelabuhan dipindahkan ke Pelabuhan Tenau. di Tengah-tengah laut Pantai Teddys, ada besi bekas-bekas pelabuhan. besi-besi itu masih kokoh tapi wajahnya udah bopel-bopel karatan.
saat suasana makin malam, pantai Teddys masih bertahan kemeriahannya. beberapa penjual masih sibuk meladeni para penikmat kuliner. itu terlihat dari pancaran lampu-lampu penjualnya.
Suasana Malam Pantai Teddys
Suasana Malam Pantai Teddys
Burung-Burung Berjemur alias Sunbathing
Sunbathing-Birds in Teddys Beach
Sunbathing-Birds in Teddys Beach
tak hanya turis yang suka Sunbathing. burung-burung di Pantai Teddys pun juga suka melakukan sunbathing. atau jangan-jangan, burung-burung di Teddys juga merupakan Burung Luar Negeri sehingga sama-sama suka berjemur. hehe. bisa aj kan?. kan bisa aja dia terbang dari Benua Australia, #setengah memaksakan pendapat. dasar caderabdulpacker ngak mau ngalah
saya melihat burung-burung yang berjemur di atas besi-besi tua bekas pelabuhan. mereka berbaris rapi di atas besi-besi tua itu. kerennn edan banget ne burung bisa baris rapi satu per satu di atas tiang besi. gila kalian. besi tua itu hampir semuanya penuh oleh burung-burung berjemur. saya melihat kejadian ini saat melakukan jogging pagi di hari Minggu. saya coba rehat sejenak eh malah nemu burung-burung berjemur.
ayo berbaris yang rapi
ayo berbaris yang rapi
saya pun tak mau menyia-nyiakan moment ini. saya langsung balik arah pulang lagi. secepat kilat. eh mana ada lari secepat kilat. maksudnya buru-buru saya lari ngambil kamera trus langsung ke TKP pake sepeda motor butut saya.
Sunbathing-Birds dengan latar Pulau Kera
Sunbathing-Birds dengan latar Pulau Kera
Alhamdulillah. tuh burung bener-bener berjemur. ngak ada yang lari ataupun terbang untuk cari maem dulu.. full Sunbathing. saya tungguin tuh burung ampe siang. mereka sama sekali tak beranjak untuk terbang cari makan. mereka hanya terbang ke tiang-tiang besi yang lain. benar-benar ajib. momen ne benar-benar jarang kawan. ku coba dekati mereka agar bisa moto lebih jelas. eh mereka pun tetep pada pendirian untuk berjemur. jangankan beranjak, niatpun tak ada.
Sunbathing Birds dilihat dari jauh
Sunbathing Birds dilihat dari jauh
saya benar-benar bebas potrat potret kesana kemari dengan berbagai view dan angle. salah satunya ada burung-burung yang berlatar pulau kera yang terlihat mengecil dilihat dari Pantai Teddys.
Terima kasih para burung-burung yang menemani saya. hari ini saya benar-benar bisa menaklukkan burung. taklukkan dirimu niscaya kan akan menaklukkan burung-burung. duh duh duh sokbijak kamu der. #ngomongsamaburung. #edisi telat nulis. Kenangan  di Teddys Beach Kupang, salam from Lombok. @Caderabdul_
Jalan tak berujung...eh ada ujung tapi ngak kelihatan kan
Jalan tak berujung…eh ada ujung tapi ngak kelihatan kan