Lasiana, kenangan yang tak terlupakan
Lasiana merupakan salah satu pantai favorit warga kupang. tak hanya itu, warga di luar kota kupang juga sering berdatangang ke Pantai Lasiana. Lokasinya yang begitu strategis membuat daya tarik tersendiri. perjalanan dari Bandara El Tari ke Pantai Lasiana ini hanya butuh sekitar 15 menit saja.
bagi saya, Pantai Lasiana menjadi kenangan tersendiri. di waktu pagi itu, pada tanggal 17 Februari 2012. waktu itu adalah awal-awal saya memiliki kamera. saya menunggui sunset yang hendak datang. muncul dari balik pohon Lontar yang ada di Pantai Lasiana. menunggu dari tengah laut Lasiana.
The Stairway of the Sky
untuk mencapai ke tengah laut saya harus menyusuri pesisir pantai dalam keadaan masih gelap. batu-batuan tak terlihat yang tak sengaja ku tendang. tak ada perlengkapan penerangan sama sekali. pantai Lasiana ini berbentuk agak melengkung. di ujung lengkungan itu, ada jalan yang berfungsi sebagai jembatan dan berfungsi sebagai pemecah ombak.
ku berjalan menyusuri jalan dalam kegelapan pagi. kanan kiri saya adalah laut. mentari pagi semakin jelas kedatangannya. warna merah jingga langit Lasiana memperindah suasana pagi. bangun pagi ku tak mengecewakan. langit Lasiana semakin jelas. saya bisa menyaksikan lukisan awan langit yang begitu indah.
awan-awan itu laksana tangga-tangga langit. “the Stairway of the Sky”, “Stairway to the sky”. mungkin begitu lah judul suasana langit di pagi ini. menurut penjelasan kawan saya, Baktiar Sontani, “awan yang berbentuk seperti itu adalah awan yang membawa badai”. apakah bener seperti saya juga belum menguji kebenarannya. kayaknya sih benar hehe.. ayo mas Bek nyuri ilmu dari mana ntuh?
di balik the Stairway of Sky itu muncul semburat cahaya mentari pagi yang menyapa dunia. menyapa saya yang berada di tengah-tengah laut seorang diri. cukup lama ku menikmati karya Tuhan yang begitu ciamik ini. tak pernah bosan ku melihat karya-Nya. saya pun harus beranjak melihat karya ini dari sisi yang lain yaitu Lasiana From the Hill
Lasiana from the Hill
medan itu untuk menuju bukit Lasiana merupakan suatu perjuangan sendiri. tak ada alat bantu. hanya bisa berpegangan kepada tanah-tanah yang bisa dipegang. pohon-pohon Lontar yang menawarkan lengan bantuan. tertatih-tertatih ku mencapainya. rasa capek semua langsung terobati saat sudah mencapai puncak Lasiana. dari Bukit ini,Kita menyaksikan lukisan Lasiana itu. semakin jelas Pantai Lasiana mentari paginya. Pohon-pohon Lontar menghiasi keindahan Lasiana
di Bukit Lasiana ini ada beberapa Pohon Lontar. Pohon Lontar itu berfungsi sebagai frame of Lasiana. Gerbang Lasiana atau Lasiana’s Gate Tree. tak jauh dari lokasi saya berdiri, ada sebuah penginapan yang baru selesai dibangun.
Lasiana dan Sepakbola
Lasiana tak hanya menawarkan keindahan saja.banyak hal lain yang bisa dinikati di Pantai ini. salah satunya adalah Sepakbola. seketika itu juga Lasiana bisa berfungsi sebagai Lapangan Sepakbola.
pada pagi hari biasanya air laut juga belum pasang. pada hari Minggu itu, biasanya penduduk kupang yang mayoritas beragama Kristen pergi ke Gereja Pantai Lasiana tidak terlalu banyak pengunjung. nah pada saat sepi Pengunjung, kita memanfaatkan Lasiana untuk bermain bola. pasir Lasiana yang agak keras sangat cocok untuk berolaharaga sehingga tidak terlalu berat untuk berlari.
setelah capek bermain bola, biasanya langsung berlanjut berenang di laut. inilah renang wajib, renang sambil bermain polo air menggunakan bola sepak. renang sambil bermain atraksi, renang sambil belajar mengapung. herannya, walaupun sudah dilatih berkali-kali mengapung, saya pun belum bisa mengapung sampai saat ini.
Pisang Epek Lasiana
Main bola sudah, berenang juga selesai. perut sudah mulai keroncongan, kerongkongan sudah kehausan. beberapa kali sempat terminum air laut semakin menambah rasa haus.
Es Kelapa Muda bisa menjadi penghilang rasa haus dan penambah stamina. Es Kelapa Muda dipadu dengan Pisang bakar “Epek” yang begitu nikmat. maknyussss. sedapp. Pisang Bakar dicampur keju dan coklat. Pisang Epek ini makanan khas lasiana.
so, bila anda mampir ke Lasiana, jangan lupa untuk memesan Pisang Bakar Epek rasa coklat dengan ditaburi keju.
Lasiana Sore Hari
Jika waktu pagi, Lasiana menjadi arena Olahraga Sepakbola. maka saat sore hari, Lasiana bisa menjadi arena peribadatan. tak jarang, saya sering melihat umat kristiani yang beribadah di pantai Lasiana. tentu, beribadahnya bukan tepat pada di pinggir pantainya.
suasana sepi di pagi hari akan berubah menjadi suasana ramai. satu lokasi dengan sejuta motif. Lasiana penuh dengan para penunggu sunset.
Terakhir
Alhamdulillah pada tanggal 30 Desember 2012, saya berkesempatan untuk mengajak istri saya, Alifi Siswiyana Rahayu yang cantik. berpetualang menyusuri pesisir pantai Lasiana.
beberapa kali istriku meminta saya untuk memperlambat jalanku. maklum, istriku ingin merasakan pasir Lasiana memijati kedua kakinya. petualangan itu pun berlanjut ke Pohon Duri yang berada di dekat Lasiana.
di lokasi itulah, saya ingin memelihara kenangan itu. mengabadikan foto istriku di antara pohon-pohon duri. memeluk kenangan yang tak akan pernah terlupakan.
tiba-tiba kepalaku teringat tentang Sepakbola Lasiana dimana saya selalu rutin bermain bola dengan kawan-kawan saya, Bapak Anwar Anis, Pak Budi, Anwar, Bapak Jalil.
ya itulah sekilas perjalanan saya di pantai yang paling banyak dikunjungi di Kota Kupang. see you next trip.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ninggalin jejak itu lebih bermanfaaat daripada tidak mengginggalkan jejak